Ramadhan Merupakan Periode Transformasi Diri
Ramadan bukan hanya tentang menahan diri dari lapar dan haus, tetapi juga merupakan periode transformasi diri yang penuh dengan nilai-nilai berharga untuk kehidupan. Hidup merupakan sebuah proses perjalanan dan perjuangan untuk berproses terhadap kesempatan yang termiliki. Hidup adalah Anugrah yang di berikan Allah SWT kepada kita dan
hidup adalah sebuah perjalanan yang personal dan unik bagi setiap individu. Tidak ada jawaban tunggal yang mudah, karena makna hidup bergantung pada nilai-nilai, keyakinan, dan pengalaman setiap orang.
Hidup akan bernilai, ternilai ketika kita mampu mendayagunakan kehidupan sesuai versi kita dan bukan versi orang. Hidup adalah perjalanan yang indah dengan penuh tantangan dan peluang untuk belajar dan berkembang. Teruslah mencari, teruslah berusaha.
Ketika kehidupan telah mampu kita pahami , berarti kita telah mampu mensiasati hidup yang bermakna, artinya mempunyai visi dan misi yang jelas dari sebuah pencapaian kehidupan yang kita inginkan. Sebuah kehidupan sudah seharusnya melewati kondisi dan keadaan serta berusaha membuka tabir , menjelajahi beberapa hal yaitu Rahasia, Resiko dan Rezeki dari sebuah perjalanan dan perjuangan. Sebagai manusia, seyogianya kita memahami hak-hak kita yang di berikan tuhan kepada kita di antaranya : hak memiliki pengetahuan, hak memiliki Adab, hak berikhtiar dan berusaha. Hak berkehidupan adalah hak kita yang di anugrahi Allah SWT serta di lindungi oleh negera. Tuhan memberikan hak-hak itu kepada manusia untuk menjalani kehidupan menuju capaian tujuan mereka.
Berikut beberapa pandangan pakar tentang kehidupan:
Seorang filosof terkemuka yunani yang bernama Socrates berkata: "Hidup yang tidak diperiksa tidak layak dijalani." -Socrates menekankan pentingnya introspeksi dan pencarian jati diri.
Sedangkan menurut Aristoteles: "Manusia adalah makhluk sosial yang politik." - Aristoteles memandang manusia sebagai makhluk yang saling membutuhkan dan berkembang dalam komunitas.
Lain halnya dengan Jean-Paul Sartre: dia berargumen “Manusia terkutuk untuk bebas." - Sartre menekankan kebebasan dan tanggung jawab individu dalam menentukan keberadaannya.
Nah, Inti kehidupan bukanlah sesuatu yang ditemukan sekali saja, tetapi dicari dan dipelihara sepanjang perjalanan hidup. Dengan mengedepankan nilai-nilai, mengejar tujuan, membangun hubungan, dan terus belajar, Anda dapat menjalani kehidupan yang bermakna dan memuaskan.Selamat menunaikan ibadah puasa sampai di gerbang 1 syawal 1446 Hijriah, insyallah kita pasti bisa memaknai kehidupan yang bernilai.
Penulis Hasan Basri, S.PD, M.M
No comments:
Post a Comment